Penemuan patung perunggu seukuran manusia di Gaza berbentuk dewa Yunani kuno dalam keadaan telanjang membuat pusing pemerintahan Islam di Wilayah Palestina dengan dilema, yakni apakah mereka harus membungkus patung itu.
Terdapat kepekaan agama mengenai patung-patung berbentuk tubuh telanjang dan benda-benda pemujaan, termasuk misteri yang melingkupi keadaan bagaimana patung Dewa Apollo itu muncul, seperti dilansir situs ynetnews.com, Sabtu (15/2).
Seorang nelayan mengatakan dia menemukan patung itu di pantai. Tetapi patung perunggu patina hijau (mirip Patung Liberty) yang ditaksir berusia 2,500 tahun itu diyakini merupakan artefak yang ditemukan di daratan.
Patung dengan bobot 450 kilogram dan tinggi 1,7 meter itu kini disita polisi dan disimpan di tempat yang tidak diungkapkan untuk kepentingan penyelidikan meskipun pemerintah Hamas sudah mengedarkan fotonya.
Nelayan bernama Jawdat Ghorab, 26 tahun, dari Kota Deir al-Balah di pusat Jalur Gaza mengatakan dia menemukan patung itu di antara bebatuan di tepi pantai pada Agustus tahun lalu.
"Saya tahu itu benda pusaka, pemberian dari Tuhan," kata Ghorab. "Saya pikir kehidupan saya yang miskin akan berubah."
Dia mengaku dengan kerja keras, dia bersama keluarganya mengangkut patung itu dengan kereta keledai lalu membawanya pulang dan meletakkannya di atas kasur hingga polisi menyita patung itu.
Ghorab mengaku telah menghancurkan salah satu jari patung itu karena menduga terbuat dari emas.
"Saya meminta pemerintah untuk memberi hadiah sepuluh persen dari nilai patung itu," ujar dia. Ghorab berharap dirinya diakui sebagai penemu patung itu.
Namun, para ahli yang mendengar kisah penemuan itu menyebut pernyataan Ghorap adalah khayalan.
"Temuan itu harus diumumkan untuk mengamankannya dari perbuatan perusak," ucap seorang arkeolog yang banyak melakukan penggalian di wilayah itu, tanpa bersedia disebutkan namanya.
"Ada iming-iming yang menggiurkan yang bisa menjamin pelestariannya," kata dia, dengan menambahkan perkiraan nilai patung itu adalah 20 juta dolar Amerika (sekitar Rp 236,5 miliar).
Namun segera, politik mulai terlibat. Otoritas Palestina didukung Barat, yang diusir keluar dari Jalur Gaza oleh Hamas pada 2007, ingin memilikinya.
Menteri Pariwisata Otorita Palestina, Hamdan Taha, mengatakan kekhawatirannya hanyalah pada restorasi patung dan kemungkinan penjualannya. "Ini adalah temuan ilmiah yang penting dan menarik, dan kami mencoba, bersama sejumlah pihak, mengikuti perkembangannya."
Arkeolog muda asal Gaza, Fadel al-Utol, mengatakan, patung dengan petina hijau itu sangat tidak mungkin muncul dari dalam gelombang laut.
"Keadaannya 90 persen utuh dan kemungkinan ditemukan di daratan," kata dia. "Bila berada di dalam air selama beberapa waktu, perunggunya akan berubah warna menjadi hitam."
"Sepertinya lebih mungkin bila patung itu ditemukan di sebuah kuil kuno di wilayah Gaza. Kami harus mencari dan menemukannya," lanjut dia.
Utol mengatakan patung dengan ukuran seperti itu amat jarang, meskipun patung seperti itu dengan ukuran lebih kecil ada tersimpan di Museum Louvre di Paris, Prancis.
Dia mendesak kementerian pariwisata dan badan purbakala Hamas untuk memberikan restorasi terhadap patung Apollo Gaza itu pada tim Palestina-Prancis dan memajangnya di museum setempat.
"Kepekaan yang kuat di Gaza dengan agama yang konservatif mungkin akan mengharuskan menutup alat kelamin dengan ukiran daun murbei yang antik, di luar pertimbangan Palestina dan nilai-nila Islam," ujar dia.
Wakil Perdana Menteri Hamas, Ziad al-Zaza, mengatakan bahwa organisasinya ingin melestarikan benda-benda kuno dan sejarah peradaban manusia.
Patung itu kini di tangan Kementerian Dalam Negeri Palestina yang menangguhkan penyelidikan untuk menentukan apakah patung itu ditemukan di laut atau dipindahkan dari tempat lain.
Setelah selesai, patung itu akan dikembalikan ke kementerian pariwisata dan benda purbakala yang akan menjalin kontak dengan pihak-pihak internasional, khususnya Prancis yang berminat pada benda antik dari Gaza itu.
sumber
sumber
0 comments:
Post a Comment